PENGANTAR
PENELITIAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Metodologi
Penelitian
Dosen Pengampu : Angga
Hidayat
NIDN : 0426108802
Disusun oleh :
1. Ai
Susanti 2013122579
2. Ami
Nopiasari 2013120903
3. Ayu
Wulan Inayah 2013122256
4. Frida
Isnaini 2013122488
5. Hendra 2013120819
6. Karmila
Ratnasari 2013121479
7. Muhammad
Yahya 2013121228
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
PAMULANG
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
1. Pengertian Penelitian
2. Penelitian Terapan dan Dasar
a. Penelitian Terapan
a. Penelitian Terapan
3. Manajer dan Penelitian
a. Syarat-Syarat Ideal Seorang Peneliti
b. Hubungan Manajer Dengan Peneliti
4. Konsultan/Peneliti Internal Versus Eksternal
a. Konsultan/Peneliti Internal
b. Konsultan/Peneliti Eksternal
5. Etika Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
1.
Pengertian Penelitian
Penelitian adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dengan maksud untuk
mendapatkan informasi ilmiah mengenai serentetan peristiwa dan dalam rangka pemecahan
suatu permasalahan (Hadi dalam Supardi, 2005). Penelitian adalah proses
mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data dengan menggunakan
metode-metode ilmiah guna menemukan atau mengembangkan maupun menguji ilmu
pengetahuan (Amirin dalam Supardi, 2005). Penelitian adalah sebagai suatu cara
untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari
bukti-bukti yang muncul sehubungan masalah itu yang dilakukan secara hati-hati
sekali, sehingga diperoleh pemecahannya (Tyrus dalam Supardi, 2005: 9).
Dengan demikian
berdasarkan beberapa definisi di atas, pengertian penelitian dapat dilihat dari
beberapa segi yaitu pengertian dari segi proses, pengertian dari segi
pendekatan, maupun pengertian dari segi tujuannya. Ditinjau dari segi proses,
penelitian adalah berbagai kegiatan yang meliputi mengumpulkan, mengolah,
menyajikan, menganalisa data/peristiwa/informasi, serta interpretasi dan
pengambilan kesimpulan.
Ditinjau dari segi
pendekatan, penelitian adalah kegiatan dengan mempergunakan
pendekatan-pendekatan ilmiah (metode ilmiah), sedangkan ditinjau dari segi
tujuan adalah penelitian dilakukan untuk menemukan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dalam rangka memecahkan permasalahan-permasalahan baik untuk
kebutuhan secara praktis maupun teoritis.
Penelitian dalam dunia bisnis
adalah usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah
spesifik yang dihadapi dalam konteks dunia kerja yang membutuhkan sebuah
solusi. Penelitian bisnis terdiri atas serangkaian langkah yang direncanakan
dan dilakukan, dengan tujuan menemukan jawaban terhadap isu-isu yang menjadi
perhatian manajer dalam lingkungan kerja.
Dengan demikian,
langkah pertama dalam penelitian adalah mengetahui di mana letak masalah yang
muncul dalam organisasi, dan mengenali sejelas dan serinci mungkin masalah yang
perlu dipelajari dan dipecahkan. Setelah masalah didefinisikan dengan jelas,
maka dapat diambil langkah-langkah untuk mengumpulkan informasi, menganalisis
data, dan menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah dan
memecahkannya dengan mengambil tindakan korektif yang diperlukan. Keseluruhan
proses tersebut disebut sebagai penelitian.
Penelitian bisnis dapat
didefinisikan sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis,
berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik,
yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait.
2.
Penelitian Terapan dan Dasar
Metode
penelitian dapat dilakukan untuk dua tujuan berbeda yaitu penelitian dasar (basic research), dan penelitian terapan
(applied research).
a.
Penelitian Terapan
Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan
dalam rangka menjawab kebutuhan dan memecahkan permasalahan-permasalahan
praktis (Supardi, 2005). Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan
dengan maksud menerapkan hasil temuan untuk memecahkan masalah spesifik yang
sedang dialami dalam perusahaan (Sekaran, 2006).
Hasil penelitian terapan sangat bermanfaat untuk
menyelesaikan atau mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang dihadapi
manusia dan masyarakat. Penelitian terapan mempunyai kegunaan praktis menjawab
masalah yang sedang dihadapi masyarakat. Dalam dunia bisnis, penelitian terapan
berfungsi untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh manajer dalam
konteks pekerjaan yang menuntut solusi tepat waktu. Manfaat dari penelitian
terapan dapat segera dirasakan oleh berbagai kalangan. Penelitian terapan
dilakukan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga hasil penelitian harus
segera dapat diaplikasikan.
Contoh tentang penelitian terapan adalah bentuk
penelitian pemasaran. Karena penelitian terapan ini digunakan untuk segera
mengatasi masalah yang ada, konsep-konsep yang digunakan juga cenderung
konsep-konsep yang operasional, bukan konsep yang abstrak. Dikatakan bahwa
penelitian terapan cenderung tidak menggunakan teori dalam penyusunan rancangan
penelitiannya.
b.
Penelitian Dasar
Penelitian dasar (basic research) adalah penelitian dalam
rangka menemukan suatu generalisasi dan ilmu pengetahuan atau teori-teori baru
(Supardi, 2005). Penelitian dasar terdiri dari halnya pemilihan sebuah masalah
khas dari sumber mana saja, dan secara hati-hati memecahkan masalah tersebut
tanpa memikirkan kehendak sosial atau ekonomi ataupun masyarakat (Charters
dalam Supardi, 2005: 26). Penelitian dasar adalah penelitian yang dilakukan
untuk meningkatkan pemahaman terhadap masalah tertentu yang kerap terjadi dalam
konteks organisasi dan mencari metode untuk memecahkannya (Sekaran, 2006).
Dalam dunia bisnis,
penelitian dasar berfungsi untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan berusaha
memahami bagaimana masalah tertentu yang terjadi dalam organisasi dapat
diselesaikan. Penelitian dasar dilakukan semata-mata untuk merumuskan dan
menemukan konklusi-konklusi keilmuan dan teori, bukan untuk menjawab
permasalahan praktis. Hasil penelitian merupakan karya untuk menambah khasanah
keilmuan dan teori. Penelitian dasar memiliki bobot kajian dan analisis yang
mendalam dan mendasar, sehingga benar-benar menghasilkan teori dan dalil-dalil
baru.
Penelitian dasar merupakan
penelitian yang manfaatnya dirasakan untuk waktu yang lama. Karena penelitian
murni dilakukan untuk kebutuhan peneliti sendiri. Penelitian murni juga
mencakup penelitian yang dilakukan dalam kerangka akademis. Contoh penelitian
dasar yaitu penelitian untuk skripsi, tesis, atau disertasi. Penelitian dasar
memiliki karakteristik yaitu penggunaan konsep-konsep yang abstrak. Penelitian
dasar dilakukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.
Sulit untuk membedakan
antara penelitian murni/dasar (basic
research) dengan penelitian terapan (applied
research), karena keduanya terletak pada satu garis kontinum. Penelitian dasar
bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang
langsung bersifat praktis. Penelitian terapan bertujuan untuk menerapkan,
menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam
memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian dasar berkenaan dengan
penemuan dan pengembangan ilmu, setelah ilmu tersebut digunakan untuk
memecahkan masalah maka penelitian tersebut akan menjadi penelitian terapan (Gay
dalam Sugiyono, 2014: 4).
Penelitian dasar adalah
penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum
pernah diketahui, sedangkan penelitian terapan adalah bertujuan untuk
memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis (Suriasumantri dalam Sugiyono, 2014).
Penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D) merupakan “jembatan” antara penelitian dasar dengan penelitian terapan, di mana penelitian dasar bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru tentang gejala dasar. Sementara penelitian terapan bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan. Penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D) bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan memvalidasi suatu produk.
Penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D) merupakan “jembatan” antara penelitian dasar dengan penelitian terapan, di mana penelitian dasar bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru tentang gejala dasar. Sementara penelitian terapan bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan. Penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D) bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan memvalidasi suatu produk.
3.
Manajer dan Penelitian
Lingkungan dunia bisnis, sebagai lembaga yang
menuntut kerja dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi, tentu
sangat berkepentingan dengan pengembangan aktivitas penelitian.
Pada masa sekarang ini, perusahaan menghadapi
persaingan usaha yang sangat ketat. Untuk dapat menghasilkan produk yang mampu
bersaing di pasar, perusahaan dituntut selalu mengembangkan hasil produknya
secara seksama baik mengenai kualitas maupun metode kerja untuk dapat menekan
biaya, sehingga kualitas ditingkatkan dengan cara kerja yang baik, biaya
ditekan dan harga akan murah. Ini semua memerlukan kegiatan penelitian.
Manajer berkeinginan memperbaiki maupun menemukan
metode atau cara-cara kerja baru, maka manajer harus mampu menyelenggarakan
penelitian. Manajer dengan pengetahuan penelitian mempunyai kelebihan dibanding
manajer yang tidak memilikinya. Meskipun manajer tidak melakukan penelitian apapun
sendiri, namun seorang manajer perlu memahami, memperkirakan dan mengendalikan
peristiwa yang dapat merugikan organisasi. Penguasaan terhadap metode
penelitian dapat membuat manajer mampu untuk memahami, memperkirakan, dan
mengendalikan lingkungan mereka.
Menurut Sekaran (2006: 15) memahami penelitian dan
metode penelitian membantu manajer profesional untuk:
1.
Mengenali dan secara
efektif memecahkan masalah kecil dalam konteks pekerjaan.
2.
Mengetahui bagaimana
membedakan penelitian yang baik dan yang buruk.
3.
Menghargai dan terus
menerus menyadari berbagai pengaruh dan efek dari faktor-faktor terkait dalam
suatu situasi.
4. Memperhitungkan risiko
dalam pengambilan keputusan, mengetahui sepenuhnya probabilitas yang terkait
dengan kemungkinan keluaran (outcome)
yang berbeda.
5.
Mencegah kepentingan
pribadi yang mungkin memengaruhi situasi.
6.
Berhubungan dengan
peneliti dan konsultan yang disewa secara lebih efektif.
7.
Menggabungkan
pengalaman dengan pengetahuan ilmiah ketika mengambil keputusan.
Dengan memahami dasar-dasar proses penelitian dan
menguasai teknologi modern, para manajer dapat menghadapi persaingan pasar
global dengan segala faktornya yang kompleks dan membingungkan dengan keyakinan
yang lebih besar.
Pengetahuan penelitian tidak saja menolong seseorang
melihat informasi yang tersedia dengan cara canggih dan kreatif dalam
lingkungan global yang bergerak cepat yang dihadapi bisnis, tetapi pengetahuan
tersebut juga membantu dalam hal-hal lain. Misalnya, manajer dapat berinteraksi
secara lebih efektif dengan konsultan penelitian yang bekerja untuk manajer,
manajer dapat membedakan antara studi baik dan buruk yang dipublikasikan dalam
jurnal-jurnal profesional, dan bila diinginkan, manajer sendiri dapat melakukan
penelitian untuk memecahkan masalah. Selain itu, pengetahuan dalam bidang
bisnis sedang meledak dan terdapat simpang siur informasi yang berlimpah ruah
melalui internet, yang harus disaring dahulu untuk menentukan reliabilitasnya.
Mengenali isu yang penting, mengumpulkan informasi relevan, menganalisis data
dengan cara yang dapat membantu pengambilan keputusan, dan melaksanakan
rangkaian tindakan yang tepat, kesemuanya dimungkinkan dengan memahami
penelitian bisnis. Bagaimanapun, pengambilan keputusan hanya sebuah proses
memilih diantara alternatif solusi untuk memecahkan masalah dan penelitian
berperan dalam menghasilkan alternatif yang dapat diterapkan untuk pengambilan
keputusan yang efektif.
Manajer seringkali perlu menyewa konsultan untuk
meneliti beberapa masalah yang lebih rumit dan memakan waktu. Perlu ditekankan
bahwa motif utama manajer dalam menyewa konsultan haruslah untuk pemecahan
masalah dan bukan untuk memuaskan minat pribadi atau mendahulukan proyek atau
ide unggulan seseorang.
a.
Syarat-Syarat Ideal Seorang
Peneliti
Amirin (dalam Supardi, 2005: 15) menyebutkan
terdapat 5 (lima) syarat minimal yang perlu dimiliki oleh seorang peneliti atau
calon peneliti yaitu peneliti harus kompeten, peneliti harus objektif, peneliti
harus faktual, peneliti harus terbuka, dan peneliti harus mempunyai human
relation. (Hadi dalam Supardi, 1986) menyebutkan bahwa untuk mencari kebenaran
secara modern dikembangkan dengan berfikir reflektif (reflective thinking) yang merupakan perpaduan pola pikir dedukatif
dan induktif yang harmonis. (Wasito dalam Supardi, 1992) menyebutkan bahwa
keberhasilan kegiatan penelitian yang dilakukan tergantung pada sikap dan cara
berpikir peneliti. Untuk menjadi seorang peneliti yang baik diperlukan tiga
cara berpikir yaitu skeptis, analitis, dan kritis, sedang syarat yang lain
adalah kompeten, obyektif, jujur, faktual, dan terbuka.
Dari berbagai literatur juga ditemukan bahwa dalam
kegiatan penelitian dikembangkan pola pikir yang kritis, skeptis, analitis,
logis. Dan dengan uraian tersebut kiranya dapat dirumuskan syarat-syarat
minimal bagi seorang peneliti antara lain :
1.
Peneliti Mempunyai
Kompetensi
Artinya
bahwa seorang peneliti harus mempunyai bidang keilmuan yang dibina dan
dikembangkan, disamping memiliki dan menguasai metodologi penelitian serta
mempunyai kemauan/kesanggupan melakukan penelitian.
2.
Peneliti Harus Bersikap
Objektif (Sifat Jujur)
Objektif
diartikan peneliti dapat menyajikan hasil penelitian yang didasarkan fakta
seperti apa adanya dan tidak mencampuradukkan antara kenyataan dan pendapat
diri sendiri.
3.
Peneliti Harus Faktual
Dalam
merumuskan dan mengemukakan kesimpulan penelitian, hendaknya didukung data/fakta
yang dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti harus mampu mencari dan mengumpulkan
fakta sebanyak-banyaknya, sehingga mampu mengemukakan hasil penelitian secara
“meyakinkan”.
4.
Peneliti Bersikap
Terbuka
Yang
dimaksudkan dengan sikap terbuka ini adalah bahwa hasil penelitian yang
dilakukan harus siap dan bersedia untuk diuji orang lain, baik melalui kegiatan
seminar/diskusi maupun kegiatan penelitian ulang oleh peneliti lainnya.
5.
Peneliti Memiliki Human
Relation
Kegiatan
penelitian terutama penelitian sosial, peneliti akan banyak melakukan interaksi
antar manusia. Peneliti akan berhubungan dengan manusia lain baik sebagai nara
sumber atau responden maupun manusia sebagai sponsor.
6.
Peneliti Memiliki Pola
Pikir Reflektif
Artinya
agar peneliti di dalam merumuskan penelitian dan hasil-hasilnya dikembangkan
pola berpikir reflektif yang merupakan pengkombinasian yang harmonis dan jitu
antara pola pikir induktif dan pola berpikir deduktif.
7.
Peneliti Bersikap
Kritis, Skeptis, Analitis dan Logis
Sikap
kritis yaitu kemampuan seseorang untuk selalu ingin bertanya dan kehendak
memperoleh kejelasan serta menimbang secara objektif. Sikap skeptis yaitu sikap
ragu-ragu atau menyangsikan suatu hasil penelitian, penemuan-penemuan dan
bahkan ilmu pengetahuan atau teori yang berlaku universal. Dengan kata lain
tidak mengakui suatu kebenaran kecuali setelah melalui pembuktian atau
dasar-dasar (premis-premis yang cukup dan sah). Sikap analitis yaitu sikap yang
mampu mengkaji masalah-masalah yang relevan maupun masalah yang utama. Peneliti
harus mampu melihat dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara sistematis. Bersifat
logis yaitu memiliki kemampuan berpikir secara runtut melalui alur atau
urutan-urutan yang diyakini dan diterima secara universal.
b.
Hubungan Manajer Dengan Peneliti
Beberapa masalah dalam perusahaan, menuntut
kehadiran peneliti atau konsultan luar untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Sejumlah profesor yang berminta mempublikasikan
hasil penelitian dasar juga mendekati pihak organisasi dan diberi fasilitas
untuk melakukan penelitian. Bila penelitian dilakukan secara ilmiah, maka hasil
studi akan bermanfaat bagi manajer yang akan memperoleh informasi berharga
tanpa membayar. Dengan menyediakan variabel-variabel relevan untuk melengkapi
hal yang menjadi perhatian peneliti yang melakukan penelitian dasar, dan dengan
memberikan mereka wawasan yang berguna, manajer akan memperoleh manfaat besar.
Bila manajer memahami tentang penelitian, maka interaksi antara manajer dan
peneliti pun menjadi lebih berarti, bertujuan, dan bermanfaat baik bagi
organisasi maupun peneliti.
Manajer tidak saja harus berinteraksi secara efektif
dengan tim peneliti, tapi juga menguraikan secara eksplisit peran peneliti dan
pihak manajemen. Manajer harus memberitahu peneliti jenis informasi apa yang
dapat disediakan untuk mereka, dan yang lebih penting, dokumen apa yang tidak
akan diberikan kepada mereka.
Memperjelas fakta-fakta tersebut sejak semula bisa
mengurangi banyak frustasi dari kedua belah pihak. Manajer yang sangat memahami
penelitian dapat dengan lebih mudah memperkirakan informasi yang peneliti
mungkin butuhkan, dan jika dokumen tertentu mengandung informasi yang bersifat
rahasia, mereka dapat memberitahukan hal ini kepada tim peneliti pada
permulaannya.
Bila peneliti mengetahui batasan sejak semula,
peneliti mungkin bisa mengidentifikasi cara-cara alternatif untuk meneliti
masalah dan mendesain penelitian dalam cara sedemikian untuk menggali jawaban
yang diperlukan.
Menurut Sekaran (2006: 18) manajer harus memastikan
sebelum menyewa peneliti atau konsultan bahwa :
1.
Peran dan harapan kedua
belah pihak dinyatakan secara eksplisit.
2. Filosofi dan sistem
nilai organisasi yang relevan disampaikan secara jelas, dan keterbatasan, jika
ada, dikomunikasikan.
3. Hubungan baik dibangun
dengan peneliti, dan antara peneliti dan karyawan dalam organisasi,
memungkinkan kerjasama penuh dikemudian hari.
4.
Konsultan/Peneliti Internal
Versus Eksternal
a.
Konsultan/Peneliti Internal
Sejumlah
organisasi mempunyai departemen konsultan atau penelitian sendiri, yang mungkin
dinamakan Departemen Layanan Manajemen, Departemen Organisasi dan Metode, R
& D (Research and Development
Department), atau lainnya. Manajer sering harus memutuskan apakah
menggunakan peneliti internal atau eksternal.
Menurut Sekaran (2006: 19) keuntungan dan
kerugian tim internal yaitu:
Keuntungan Konsultan/Peneliti Internal
1.
Tim internal akan lebih
mungkin diterima oleh karyawan dalam sub unit organisasi dimana penelitian
perlu dilakukan.
2.
Tim akan memerlukan
lebih sedikit waktu untuk memahami struktur, filosofi dan suasana, serta fungsi
dan sistem kerja organisasi.
3.
Mereka akan dapat
melaksanakan rekomendasi setelah temuan penelitian diterima. Hal ini sangat
penting karena setiap “gangguan” dalam implementasi rekomendasi dapat
disingkirkan dengan bantuan mereka. Mereka juga dapat mengevaluasi efektivitas
perubahan, dan mempertimbangkan perubahan lebih lanjut, jika, dan ketika diperlukan.
4.
Tim internal mungkin
menelan jauh lebih sedikit biaya dibanding tim eksternal untuk departemen yang
memerlukan bantuan dalam pemecahan masalah, sebab mereka hanya membutuhkan
sedikit waktu untuk memahami sistem karena keterlibatan mereka yang terus-menerus
dengan berbagai unit dalam organisasi. Untuk masalah yang tidak terlalu rumit,
tim internal adalah ideal.
Kerugian Konsultan/Peneliti Internal
1.
Dalam konteks masa
kerja mereka yang panjang sebagai konsultan internal, tim internal sangat
mungkin jatuh kedalam cara pandang stereotip dalam melihat organisasi dan
masalahnya. Hal tersebut akan menghalangi ide dan perspektif segera yang
mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah. Hal tersebut jelas sekali akan
menjadi rintangan bagi situasi ketika isu-isu berat dan masalah kompleks harus
diinvestigasi.
2.
Ada keleluasaan bagi
koalisi kekuasaan tertentu dalam organisasi untuk mempengaruhi tim internal
menyembunyikan, menyimpangkan, atau mengubah fakta tertentu. Dengan kata lain,
kepentingan pribadi tertentu dapat mendominasi, terutama untuk mendapatkan
porsi yang cukup besar dari sedikit sumber daya yang tersedia.
3.
Terdapat kemungkinan
bahwa, bahkan tim peneliti internal yang paling berkualifikasi tinggi tidak
dianggap sebagai “pakar” oleh staf dan manajemen, dan oleh karena itu
rekomendasi mereka tidak memperoleh cukup pertimbangan dan perhatian yang
layak.
4.
Bias organisasi
tertentu terhadap tim penelitian internal dalam beberapa hal dapat membuat
temuan menjadi kurang objektif dan sebagai konsekuensinya kurang ilmiah.
b.
Konsultan/Peneliti Eksternal
Menurut Sekaran (2006: 20) keuntungan dan
kerugian tim eksternal yaitu:
Keuntungan konsultan eksternal :
1.
Tim eksternal dapat
menerapkan kekayaan pengalaman yang diperoleh dari bekerja dengan berbagai tipe
organisasi yang mempunyai jenis masalah yang sama atau mirip. Mereka akan mampu
mempertimbangkan beberapa cara alternatif untuk melihat masalah karena pengalaman
pemecahan masalah yang luas dalam berbagai konteks organisasi lain.
2.
Tim eksternal, terutama
dari perusahaan penelitian dan konsultan terkemuka, mungkin mempunyai lebih
banyak pengetahuan mengenai model-model pemecahan masalah yang terkinidan
tercanggih yang diperoleh melalui program pelatihan periodik mereka, yang
mungkin tidak dimiliki oleh tim dalam organisasi.
Kerugian konsultan eksternal :
1.
Biaya sewa tim
penelitian eksternal biasanya mahal dan cenderung dihindari, kecuali jika
masalah sangat kritis.
2.
Selain waktu banyak
yang tim eksternal perlukan untuk memahami organisasi yang akan diteliti,
mereka jarang memperoleh sambutan hangat, pun tidak dengan serta merta diterima
oleh karyawan.
3.
Tim eksternal juga
membebankan biaya tambahan untuk bantuan mereka dalam fase implementasi dan
evaluasi.
5.
Etika Penelitian
Etika dalam penelitian bisnis mengacu pada kode etik
atau norma perilaku sosial yang diharapkan ketika melakukan penelitian.Ketaatan
terhadap etika dimulai dengan orang yang mengadakan penelitian, yang harus
melakukannya dengan sunguh-sungguh, memperhatikan indikasi hasil penelitian, melepaskan
ego, dan mengejar kepentingan organisasi alih-alih diri sendiri. Kode etik juga
harus dicerminkan dalam perilaku peneliti yang melakukan investigasi, partisipan
yang memberikan data, analisis yang memberikan hasil, dan seluruh tim
penelitian yang menyajikan interpretasi hasil dan menyarankan solusi alternatif.
Sering kali muncul pertentangan antara etika
penelitian dan etika lain seperti etika moral, etika agama, etika keluarga dan
sebagainya. Dalam kenyataannya sering kali seorang peneliti kesulitan untuk
menerapkan etika penelitian karena beberapa hal etika penelitian berbenturan
dengan etika lain. Permasalahan yang sering kali muncul adalah adanya etika
penelitian yang berlainan antara institusi yang satu dengan institusi yang
lain. Tetapi secara garis besar ada etika yang memang tampil di mana-mana yang
bisa dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian. Menurut Prasetyo dan
Jannah (2010: 15) beberapa aspek yang ada dalam etika penelitian, yaitu :
1. Scientific misconduct
Dalam
etika ini, peneliti tidak boleh melakukan penipuan dalam melakukan sebuah
penelitian. Seorang peneliti harus melakukan tahap demi tahap dari sebuah
proses penelitian.Pada bagian ini juga termasuk research fraud yaitu pemalsuan data hasil penelitian. Kondisi lain
yang juga terkait adalah plagiarism yaitu
mencontek hasil penelitian orang lain. Plagiarism
bisa berbentuk hasil laporan yang diganti nama penelitinya namun juga
termasuk hasil penelitian yang diubah redaksi kalimatnya dan dilaporkan sebagai
hasil penelitian yang sudah dikerjakan.
2. Terkait
dengan subjek penelitian
Etika
penelitian juga mengatur mengenai perlindungan terhadap partisipan dan
pertanggungjawaban peneliti terhadap subjek penelitian dalam bentuk informed consent. Informed consent adalah kesediaan yang disadari oleh subjek
penelitian untuk diteliti. Artinya bahwa subjek penelitian tahu dengan benar
apa yang akan terjadi jika ia bersedia di teliti. Perlindungan terhadap
partisipan bisa mencakup beberapa hal, namun intinya adalah jangan sampai
tindakan yang dilakukan peneliti merugikan bagi subjek penelitian atau
partisipan, misalnya dalam bentuk material, fisik, psikologis, segi sosial.
3. Dalam
upaya mencapai informed consent,
etika penelitian mengatur tentang adanya anonimitas dan kerahasiaan.
Kerahasiaan mengacu pada kondisi di mana peneliti sebenarnya mengetahui identitas
responden, namun karena sudah ada kesepakatan sebelumnya, identitas responden dirahasiakan.
Sedangkan anonimitas mengacu pada kondisi di mana memang tidak ada data tentang
identitas diri subjek penelitian/responden.
Etika
penelitian juga mengatur agar dalam melakukan penelitian tidak ada inferred identity, yaitu data yang
mengarah secara tidak langsung pada identitas subjek penelitian. Kondisi ini
berdasarkan etika penelitian sebaiknya tidak dilakukan.
4. Etika
penelitian juga mengatur hubungan antara peneliti dengan sponsor.
Dalam
etika penelitian diatur bahwa peneliti harus bebas dari kepentingan subjektif
sponsor penelitian. Etika juga mengatur hubungan antara peneliti dengan
masyarakat luas atau juga pemerintah. Sering kali penelitian bertentangan
dengan kebijakan pemerintah. Dalam hal ini peneliti harus selalu berpijak pada
kebenaran yang didapatkan dari hasil penelitian.Peneliti harus berani
mengungkapkan kebenaran, yang tentunya didukung dengan pertanggungjawaban
secara ilmiah.
DAFTAR
PUSTAKA
Prasetyo dan Jannah.2010. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supardi.2005. Metodologi
Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: UII Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar