BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ketika seorang manajer dihadapkan
pada masalah yang rumit , maka untuk membuat keputusan atau menemukan solusi
yang nantinya akan berdampak pada perusahaan secara positif, maka perlu banyak
pertimbangan. Tujuannya demi menemukan keputusan yang berdampak baik bagi
perusahaan serta para pelakunya.Diperlukanlah sebuah investigasi ilmiah dalam
penelitian.Dalam melakukan penelitian, kita tidak bisa seenaknya bertindak.Ada
langkah-langkah yang perlu dilakukan artinya sudah ada prosedur yang
ditentukan.Agar mendapatkan hasil yang maksimal, semua langkah-langkah itu
harus dilaksanakan. Selain mendapatkan solusi, dari penelitian ini pula akan
menghasilkan kebenaran dari setiap hipotesis-hipotesis yang muncul dikarenakan
banyaknya informasi yang didapat.
Apakah organisasi selalu
mengikuti proses langkah demi langkah yang setepat-tepatnya
?Tidak.Kadang-kadang masalah bisa sangat sederhana sehingga tidak diperlukannya
penelitian yang rumit, dan pengalaman masa lalu yang menawarkan solusi yang
dibutuhkan.Walaupun begitu tidak salah jika turut menggunakan penelitian demi
hasil yang baik, sebab probabilitas membuat keputusan yang salah dalam kasus
cukup tinggi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
- Apa itu Investigasi Ilmiah ?
- Apa saja karakteristik Penelitian Ilmiah ?
- Bagaimana keterbatasan Penelitian ilmiah dalam ilmu social ?
- Seperti apa Rintangan sains ?
- Apakah itu hipotesis serta jenisnya ?
- Bagaimana langkah metode hipotesis-deduktif ?
- Apa saja jenis penelitian ilmiah lainnya ?
- Apa itu Investigasi Ilmiah ?
- Apa saja karakteristik Penelitian Ilmiah ?
- Bagaimana keterbatasan Penelitian ilmiah dalam ilmu social ?
- Seperti apa Rintangan sains ?
- Apakah itu hipotesis serta jenisnya ?
- Bagaimana langkah metode hipotesis-deduktif ?
- Apa saja jenis penelitian ilmiah lainnya ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
-Untuk menjelaskan uatu kegiatan yang
dilakukan oleh seorang ataupun beberapa orang peneliti untuk mengupas inti
permasalahan dengan tujuan menemukan jawaban dari apa yang sedang diteliti
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
-Untuk mengetahui karakteristik penelitian
yakni adanya tujuan, keseriusan, dapat diuji, dapat direpleksikan, presisi dan
keyakinan, objektivitas, berlaku umum, efisien merupakan karakteristik
penelitian
-Untuk memamparkan ruang lingkup penelitian
ilmiah dalam bidang sosial lebih subjektif dalam pengukuran data
-Untuk menjelaskan Pengamatan, identifikasi
masalah, kerangka teoritis, hipotesis, gagasan, desain penelitian,pengumpulan
data, analisis data, interpretasi, impelementasi
- Untuk mengetahui arti hipotesis, dugaan
sementara yang dapat dinilai benar atau salah jika menunjuk pada suatu fenomena
yang diamati dan diuji secara empiris. Jenisnya hipotesis – deduktif dan
hipotesis – induktif menurut diperolehnya ( diturunkan ), sedangkan menurut
dinyatakan ada hipotesis penelitian dan statistik
-Untuk menjelaskan langkah metode hipotesis
deduktif, yakni Pengamatan,pengumpulan informasi awal, perumusan
teori,penyusunan hipotesis,pengumpulan data ilmiah lainnya, analisis data,
deduksi
-UntStudi kasus dan penelitian tindakan
BAB II
INVESTIGASI ILMIAH
2.1
Pengertian
Investigasi Ilmiah
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), investigasi diartikan sebagai penyelidikan
dengan mencatat atau merekam fakta dengan melakukan peninjauan,percobaan, dan
sebagainya dengan tujuan meperoleh jawaban atas pertanyaan, sedangkan ilmiah
secara ilmu pengetahuan memenuhi syarat
( kaidah ) ilmu pengetahuan. Jadi investigasi ilmiah merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seorang ataupun beberapa orang peneliti untuk
mengupas inti permasalahan dengan tujuan untuk menemukan jawaban dari apa yang
sedang diteliti sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan .investigasi
ilmiah cenderung bersifat objektifdaripada subjektif, dan menolong manager
untuk menyoroti faktor yang paling genting di situasi yang memerlukan perhatian
khusus untuk dihindari, diperkecil, atau diselesaikan. Investigasi ilmiah dan
pengambilan keputusan managerial merupakan aspek – aspek integral dari
pemecahan masalah yang efektif.
2.2
Karakteristik
Penelitian Ilmiah
Menurut
buku Metode Penelitian Praktis karangan (Suparmoko,1999), Penelitian Ilmiah
mempunyai 8 ( delapan ) karakteristik utama yaitu :
a. Adanya
tujuan
Penelitian
harus mmpunyai tujuan yang pasti, harus berkisar disekeliling masalah yang
ingin dipecahkan. Sebagai contoh : suatu penelitian dimaksudkan untuk data
meningkatkan komitmen karyawan suatu perusahaan. Peningkatan komitmen karyawan
berarti sedikit jumlah karyawan yang keluar masuk perusahaan, frekuensi
ketidakhadiran yang rendah, kinerja karyawan meningkat yang semuanya akan
menguntugkan perusahaan. Jadi penelitian yang bersangkutan mempuyai actu yang
jelas dan terarah.
b. Keseriusan
Keseriusan
dalam penelitian berarti adakehati – hatian, ada ketelitian dan ada
kepastian.Untuk itu diperlukan adanya dasar teori yang bagus dan rancangan
penelitian yang mantap, sehingga keseriusan penelitian meningkat pula.Utuk itu
peneitian harus didasarkan padajumlah sampel yang cukup yang dipilih dengan metode
yang benar, dan daftar pertanyaan harus disusun secara tepat.
c. Dapat diuji
Suatu
penelitian sebaiknya menampilkan hipotesis yang dapat diuji dengan menggunakan
metode stat itik tertentu. Pengujian
ini didasarkan atas pengalaman – pengalaman lembaga lain dan juga atas dasar
hasil penelitian sebelumnya. Dari hasil uji hipotesis itu dapat ditemukan
jawaban apakah hipotesis itu ditolak atau tidak ditolak.
d. Dapat
direflikasikan
Hasil
dari suatu penelitian tercermin dari hasil uji hipotesis, hasil uji hipotesis
yang merupakan penemuan penelitian itu harus berkali-kali didukung dengan
kejadian yang sama apabila penelitian itu dilakukan berulang–ulang dalam
kondiisi yang sama. Kalau hal itu terjadi, maka kita mempunyai keyakinan bahwa
penelitian kita itu bersifat ilmiah. Dengan kata lain hipotesis kita itu tidak
ditolak bukan hanya karena kebetulan.
e. Presisi
dan keyakinan
Presisi
menjukan berapa dekat penemuan kita terhadap realita ( atas dasar sampel yang
kita gunakan). Dengan kata lain presisi mencerminkan drajat kepastian dari
penemuan kita terhadap gejala yang kita pelajari. Sebagai contoh kalau kita
memperkirakan jumlah rata–ratahari yang hilang karena tidak hadir kerja
berkisar antara 30 dan 40 hari, dan terbukti angka ketidakhadiran kerja yang
sebenarnya adaah 35 hari. Maka perkiraan kita akan lebih tepat ( precise )
dibandingkan perkiraan rata – rata hari hilang karena ketidakhadiran antara 20
dan 50 hari pertahun. Angka perkiraan ini disebut dengan confidence interval,
dan inilah yang dimaksud dengan presisi.Keyakinan menunjukkan kemungkinan dari
kebenaran estimasi kita. Hasil estimasi tidak hanya perlu tepat tetapi perlu
juga dikatakan bahwa 95% dari seluruh kesempatan yang ada , kita akan bahwa
hasil penelitian kita benar dan hanya 5% dari seluruh kesempatan itu yang
salah. Inilah yang disebut derajat keyakinan.
f. Objektivitas
Kesimpulan
yang diambil oleh suatu penelitian harus bersifat objektif.Artinya, harus
didasarkan pada fakta yang diperoleh dari data actual dan bukan atas dasar
penilaian subjektif dan emosional. Misalnya, jika kita mempunyai hipotesis
bahwa partisipasi yang lebih besar dalam pengambilan keputusan akan
meningkatkan komitmen organisasi, dan hal tersebut tidak didukung oleh hasil
penelitian. Artinya tidak ada gunanya sama sekali melakukan penelitian ini,
sebab hasil keputusannya itu tidak didasarkan pada data yang faktual, melainkan
pada opini subjektif peneliti.
g. Berlaku
umum
Artinya,
penerapan hasil penelitian dalam berbagai keadaan. Semakin luas cakupan
penerapan yang dapat ditimbulkan oleh hasil penelitian itu maka akan semakin
berguna penelitian itu bagi mereka yang menggunakannya.
h. Efisien
Kesederhanaan
dalam menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan aplikasi pemecahan masalahnya seringkali
lebih disukai daripada kerangka penelitian yang kompleks yang menunjukan
sejumlah variabelyang sulit dikelola. Dengan pemahaman yang baik terhadap
masalah yang sedang dihadapi, maka sifat efisien ini akan tercapai.Misalnya,
bila dua atau tiga variabel spesifik dalam situasi kerja diidentifikasi, yang
jika diubah meningkatkan 45% komitmen organisasi karyawan. Hal tersebut akan
lebih berguna dan berharga bagi manajer dibandingkan rekomendasi ia harus
mengubah 10 variabel berbeda untuk meningkatkan 48% komitmen organisasi.
2.3
Keterbatasan
Penelitian Ilmiah Dalam Bidang Manajemen dan Sosial
Investigasi yang dilakukan dalam bidang manajemen
dan ilmu sosial, hasilnya tidak selalu bisa dikatakan ilmiah. Sebab, manajemen
dan ilmu sosial tidak seperti ilmu pasti, hasil yang akan diperoleh tidak akan
eksak dan bebas kesalahan. Hal ini terutama karena kesulitan yang dihadapi
dalam pengukuran dan pengukuran data dalam bidang subjektif seperti perasaan,
emosi, sikap, dan persepsi.Dengan demikian, tidak selalu mungkin untuk memenuhi
semua ciri sains sepenuhnya. Tetap saja, dalam rangka mendesain penelitian
untuk memastikan kejelasan tujuan,ketepatan dan sifat dapat diuji, dapat
ditiru, dapat digeneralisasikan, objektivitas, hemat dan ketelitian serta
keyakinan yang semaksimal mungkin, kita harus berusaha menggunakan investigasi
ilmiah.
2.4
Rintangan
Sains Dalam Penelitian
Metode hipotesi-deduktif merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam investigasi ilmiah. Sebelum membahas apa itu metode
hipotesis-deduktif, mari kita bahas apa itu hipotesis terlebih dahulu.
Ø Hipotesis
Menurut
Kuncoro ( 2009 ),dalam Buku Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Hipotesis
ialah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu
yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti
yang berhubungan dengan masalah sehingga berguna untuk mencari atau mendapatkan
solusi pemecahannya.Hipotesis berupa pernyataan mengenai konsep yang dapat
dinilai benar atau salah jika menunjuk pada suatu fenomena yang diamati dan
diuji secara empiris.
Ø Jenis
hipotesis itu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Bagaimana
hipotesis tersebut diperoleh ( diturunkan )
-
Hipotesis Induktif
-
Hipotesis deduktif
b. Bagaimana
hipotesis dinyatakan
-
Hipotesis penelitian
-
Hipotesis statistik
Disini
yang akan kita bahas adalah metode hipotesi-deduktif dan hipotesis-induktif. Hipotesis
deduktif itu suatu penjelasan yang menggunakan perluasn logika dari
penemuan-penemuan yang telah ada, atau didasarkan pada hal-hal yang bersifat
umum yang telah diterima kebenarannya. Dengan kata lain, hipotesis deduktif itu
adalah bergerak dari hal-hal yang bersifat spesifik. Misalnya, kita mengetahui
semua orang yang berkinerja tinggi adalah sangat menguasai pekerjaan mereka.
Bila john berkinerja tinggi, kita kemudian menyimpulkan bahwa ia sangat
menguasai pekerjaanya. Kemudian hipotesis induktif, akan menyusun generalisasi
berdasarkan observasi. Hal ini sangat berguna, namun memiliki keterbatasan
dalam bidang terapan ilmu dalam arti belum tentu hasil generalisasi ini
benar-benar dapat digunakan dalam bidang yang lebih luas.Artinya , hipotesi
induktif membuat sebuah proposes umum berdasarkan fakta yang diamati. Misalnya
, kita melihat bahwa proses produksi merupakan ciri utama dari pabrik
manufaktur. Karena itu, kita
menyimpulkan bahwa pabrik eksis untuk tujuan produksi. Baik deduktif maupun
induktif , prosesnya digunakan dalam investigasi ilmiah.2.5 Rintangan sains
2.6
Metode
Hipotesis-deduktif
Metode
Penelitian karangan Nazir (2005), Metode Hipotesis-deduktif itu cara memberi
alasan dengan berpikir dan bertolak dari pernyataan yang bersifat umum dan
menarik ksimpulan yang bersifat khusus atau spesifik. Menurut Sekaran( 2014 ),
berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam Metode Hipotesis-deduktif :
a. Pengamatan
Pengamatan
adalah tahap pertama, dimana seseorang merasakan bahwa adanya perubahan dalam
keaadaan, sikap, ataupun perasaan dalam lingkungan. Misalkan, keuangan
perusahan yang biasanya dalam keadaan stabil menjadi kurang stabil, maka
manajer harus mengamati apa yang sedang terjadi dalam keuangan perusahaan yang
sedang dipimpinnya.
b. Pengumpulan
informasi awal
Artinya,
supaya mendapatkan solusi yang benar-benar tepat untuk memecahkan masalah yang
sedang terjadi, tentu perlu menggali informasi yang lebih dari lingkungan yang
paling dekat ataupun berhubungan dengan apa yang sedang kita amati. Biasanya
dengan wawancara informal lebih bisa terbuka atau bahkan mungkin bisa menemukan
solusi dari narasumber langsung.Bagi peneiti, kekurangan data atau informasi
bukan merupakan persoalan kecil, karena dapat menjadi sumber kegagalan
penelitian yang dilakukan.
c. Perumusan
teori
Setelah
masalah diidentifikasi, kemudian dari segi pengumpulan informasi pun sudah
lengkap, maka kita perlu melalukan kegiatan yang dimana kegiatan itu bertujuan
untuk menarik faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah sehingga dapat
dikonseptualisasi dan diuji.
d. Penyusunan
Hipotesis
Dalam
mengadakan penelitian, kita harus mulai dengan gejala-gejala yang ada dalam
masyarakat atau alam yang biasanya gejala-gejala ini merupakan gejala
umum.Sebagaimana diketahui, hipotesis yang baik adalah hipotesis yang
dinyatakan dengan jelas dan ringkas, menyatakan hubungan antara dua variabel
dan menjelaskan variabel tersebut dalam terminologi operasional yang terukur.Hipotesis
memberikan petunjuk mengenai macam data dan teknik yang diperlukan bagi
analisis.Misalnya, seseorang mungkin menyusun hipotesis bahwa jika sejumlah
item diletakkan di rak-rak, ketidakpuasan konsumen akan sangat berkurang. Hal
tersebut merupakan sebuah hipotesis yang dapat diuji untuk menentukan apakah
pernyataan tersebut akan terbukti.
e. Pengumpulan
data ilmiah lebih lanjut
Pengumpulan
data tidak lain dari suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian.
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam penelitian, karena
pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan.Akan lebih baik lagi, bila kita mengumpulkan data ilmiah bukan hanya
sekali saja melainkan lebih lanjut lagi. Semakin banyak data yang dikumpulkan
dalam penelitian, akan semakin memperkuat hipotesis yang telah dirumuskan.
Misalnya, untuk menguji hipotesis bahwa menyediakan item yang memadai akan
mengurangi ketidakpuasan konsumen, seseorang perlu mengukur tingkat kepuasan
konsumen saat ini dan mengumpulkan data lebih lanjut mengenai tingkat kepuasan
konsumen kapanpun sejumlah item yang memadai disimpan dan tersedia bagi
konsumen. Data pada setiap variabel dalam kerangka teoritis dimana hipotesis
dihasilkan juga harus dikumpulkan. Data tersebut kemudian menjadi dasar untuk
analisis data lebih lanjut.
f. Analisis
data
Menurut
Nazir(2005), analisis data merupakan bagian yang penting dalam metode ilmiah.
Data mentah yang telah dikumpulkan yang perlu dipecahkan sehingga data tersebut
mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bemanfaat untuk menguji hipotesis.
Analisis adalah
mengelompokkan membuat suatu urutan, memanipulasi, serta menyingkatkan data
sehingga mudah untuk dibaca. Step pertama dalam analisis adalahmembagi data
atas kelompok atau kategori-katagori. Katagori tak lain dari bagian. Beberapa
ciri dalam membut kategori adalah sebagai berikut;
·
Kategori yang harus
dibuat harus sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.
·
Kategori harus lengkap
(exhaustive)
·
Kategori harus bebas
dan terpisah
·
Tiap kategori harus
berasal dari satu kaidah klasifikasi.
·
Tiap kategori harus
dalam satu level.
Dalam mengadakan analisis data, perlu diingat bahwa
data yang diperoleh hanya menambah keterangan terhadap masalah yang ingin
dipecahkan.Data tersebut dapat diihatdari berbagi sudut, sehingga analisisyang
diberikn dapat pula berjenis-jenis.Informasi yang diperoleh dapat menjawab
sebagian atau semua masallah, dapat menjawab juga secara spesifik, dapat pun
bersifat sangat umum.
g. Deduksi
Deduksi adalah proses tiba pada
kesimpulan dengan menginterpretasikan arti dari hasil analisis data. Misalnya,
jika ditemukan dari analisis data bahwa meningkatkan persediaan berkorelasi
positif dengan (peningkatan) kepuasan konsumen (misalnya 0,5), orang dapat
menarik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan kepuasan konsumen, rak-rak harus
menampilkan persediaan yang lebih baik. Kesimpulan lain dari analisis data
tersebut adalah bahwa persediaan di rak berkontribusi pada (atau menjelaskan)
varians sebesar 25% dalam kepuasan konsumen (0,5). Berdasarkan deduksi
tersebut, peneliti dapaat mengajukan rekomendasi mengenai bagaimana masalah
”ketidakpuasan konsumen” dapaat dipecahkan.
2.7
Jenis
Penelitian lainnya
Metodologi
Penelitian karangan Suryabrata( 2010 ),
menyatakan berbagai macam rancangan penelitian berdasarkan sifat-sifat
masalahnya. Diantaranya ada Rancangan
penelitian Studi kasus dan Penelitian tindakan, berikut penjelasannya :
a. Studi
kasus
Studi
kasus, atau penelitian kasus (case study),
adalah penelitian tentang setatus subjek penelitian yang berkenan dengan suatu
fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas ( Maxfiled,1930). Subjek
penelitian dapat saja individu , kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Peneliti
ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan
dari unit unit sosial yang menjadi subjek.Tujuan studi kasus adalah untuk
memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat sifat serta
karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status individu yang kemudian
dari sifat-sifat khas diatas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum (
Nazir, 2005 : 57)
b. Penelitian
tindakan
Penelitian
tindakan adalah sutu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti
dan decision maker tentang variabel-variabel yang dapat
dimanipuasikandan dapat segera digunakanuntuk menentukan kebijakan dan
pembagunan.
-
Tujuan
Bertujuan
mengembangkan ketrampilan-ketrampilanbaru pad acara pendekatan barudan untuk
memecahkan masalah dengan penerapan langsungdidunia kerja atau dunia actual
lain.
-
Contoh-contoh
Suatu
program inservice training untuk
melatih para konselor bekerja dengan anak putus sekolah; untuk menyusun program
penjajagandlam pencegahan kecelakaan padaa pendidikan pengemudi; untuk
memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau metode
menanam padi yang inovatif.
-
Ciri-ciri
1. Praktis
dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
2. Menyediakan
rangka kerja yang teratur untuk pemecaha masalah dan perkembangan perkembangan
baru yang lebih baik dari pada cara pendekatan impresionistik dan fragmentris.
3. Fleksibel
dan adaptif , membolehkan perubahan-perubahan selama masa penelitianya dan
mengorbankan kontrol untuk kepentingan penelitian.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
Investigasi Ilmiah yakni kegiatan yang
dilakukan dalam penelitian ilmiah dengan meninjau, mengumpulkan, menganalisis
data dengan tujuan mencari kebenaran dari setiap rasa keingintahuan peneliti.
Investigasi ini salah satu kegiatan yang sangat penting, sebab dampaknya nanti
akan terlihat sesuai atau tidak dengan hipotesis atau dugaan yang muncul setiap
mendapat informasi yang baru. Demi mendapatkan hasil yang baik serta
penyelesaian masalah yang benar, baiknya langkah-langkah dalam penelitian dan
pengambilan keputusan dilakukan bertahap sesuai prosedurnya. Memang tidak semua
bidang dikatakan ilmiah, tetapi alangkah baiknya menggunakan penelitian ilmiah
dalam menyelesaikan masalah yang cukup rumit, demi menghindari kegagalan pengambilan keputusan.
Tidak sedikit perusahaan gagal
mendapatkan hasil yang baik dari solusi yang mereka dapatkan, kemungkinan
mereka tidak terlalu mengerti dan memahami bagaimana menjalankan penelitian
ilmiah yang sesuai.Pengalaman pun dibutuhkan disini, bila perlu berkonsultasi
dengan peneliti yang sudah biasa, jika memang belum memiliki pengalaman dalam
penelitian ilmiah.Tujuannya tentu mendapatkan solusi dari masalah, yang
nantinya diterapkan dan berdampak positif bagi perusahaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Alwi,
Hasan dkk.Kamus besar Bahasa Indonesia.2003.Jakarta:Balai
Pustaka
Kuncoro,
Mudrajad. 2009.Metode Riset Untuk Bisnis
& Ekonomi. Jakarta : Erlangga
Nazir,
Moh.2005.Metode Penelitian. Bogor :
Ghalia Indonesia
Sekaran,
Uma. 2014.Metodologi Penelitian Untuk
Bisnis. Jakarta : Salemba Empat
Suparmoko,
M. 1999.Metode Penelitian Praktis.Yogyakarta
: BPFE - Yogyakarta
Suryabrata,
Sumadi. 2010.Metode Penelitian.
Jakarta : Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar